“Akal orang-orang mulia terletak
pada ujung-ujung penanya”.
(Ali bin Abi Thalib
Suatu hari seseorang anak muda dating
kepada seorang guru yang dimuliakan dan bertanya , ‘Berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk meraih kesuksesan? ‘ Guru tersebut menjawab , ‘Sepuluh tahun.’
Anak muda tadi berkata tanpa berpikir , ‘Lama sekali.’Sang guru menjawab ,
‘Memikirkan tentang hal tersebut, untuk kasusmu maka waktu yang mungkin
dibutuhkan adalah tiga puluh tahun” (Philip Kapleau, Reader’s
Digest,1983).
Tujuan yang dapat dicapai dalam waktu
sepuluh tahun, tetapi Anda ingin mencapainya dalam waktu sepuluh hari. Hal ini
berarti bahwa Anda ingin meraih tujuan itu dengan lompatan-lompatan yang luar
biasa. Tetapi ada sebuah pepatah kuno, “Semakin terburu-terburu, maka semakin
berkuranglah kecepatan.”Seorang yang melakukan perjalanan dan ingin menempuhnya
secepat anak panah, tanpa membiarkan waktu berlalu, akan mendapatkan berbagai
rintangan selama perjalanannya. Dia tidak akan mencapai tujuan dengan lebih
cepat, namun dipastikan akan tersandung dan jatuh di tengah jalan. Kemudian dia
harus mengulang kembali langkah-langkahnya dari awal, menghembuskan napas dan
kemudian baru dapat memulainya kembali. Semua ini akan menyita waktu; waktu
yang amat berharga, waktu yang seharusnya dihabiskan untuk perjalanan
selanjutnya. Seandainya dia menempuh suatu proses yang normal, maka dia akan
mencapai semua tujuannya tepat waktu.
Seperti halnya salah untuk menunda, maka
begitupun terlalu tergesa-gesa mempunyai kadar kesalahan yang sama. Semua
pekerjaan dapat diselesaikan berdasarkan bagian-bagiannya. Menunda pekerjaan adalah
suatu kemalasan dan tidak bertanggung jawab. Tetapi melakukannya dengan
tergesa-gesa tanpa perhitungan dan pertimbangan yang masak adalah suatu tanda
ketidaksabaran. Dalam dunia tuhan,setiap peristiwa yang dilakukan dengan
berlebihan, merupakan kegagalan.
Dua orang sahabat, Ahmad dan Iqbal, hidup
di kota yang sama. Ahmad adalah seorang sarjana, sementara pendidikan iqbal
tidak lebih dari sekolah menengah. Suatu hari Iqbal harus pergi ke suatu kantor
untuk keperluan bisnis dengan ditemani oleh sahabatnya, Ahmad. Ketika telah
melakukan transaksi bisnis, dan keduanya sedang keluar dari kantor tersebut,
Ahmad berkata kepada Iqbal,”Kamu telah berbicara dengan bahasa Inggris yang
amat buruk! Dengan kemampuan bahasa yang buruk seperti itu maka aku tidak akan
pernah berani buka mulut!” Iqbal tidak begitu memperdulikan kritikan yang amat
tajam tersebut. Dengan penuh percaya diri dia menjawab, “berbicaralah meskipun
salah, kamu akan berbicara dengan benar!” kemudian dia menambahkan , “Meskipun
kamu seorang sarjana dan saya belum mengeyam bangku kuliah , maka kamu tahu
bahwa saya akan memulai berbicara bahasa Inggris, sementara kamu tidak akan
pernah mampu melakukan hal yang sama.”
Hal tersebut adalah kejadian dua puluh
tahun yang lalu. Sekarang kata-kata Iqbal telah menjadi kenyataan. Ahmad masih
berada pada tingkat yang sama dengan dua puluh tahunyang lalu, tetapi Iqbal,
secara mengejutkan, telah membuat suatu kemajuan yang pesat . Dia sekarang
berbicara bahasa Inggris dengan fasih dan tidak ada seseorang pun yang menyatakan
tata bahasa atau cara pengucapannya.
Sikap berani yang merupakan bagian dari
diri Iqbal pasti telah bermanfaat besar bagi dirinya, dalam meraih karirnya;
dahulu dia hanya memiliki sebuah toko kecil di kota, sedang sekarang dia telah
mempunyai sebuah pabrik yang besar.
Moto:”Berbicaralah meskipun salah sehingga
kamu dapat berbicara dengan benar,” jelas-jelas merupakan kunci
keberhasilannya. Prinsip yang dilaksanakan oleh Iqbal ini tidak hanya telah
melahirkan suatu kemampuan berbahasa, tetapi juga urusan-urusan lainnya dalam
kehidupan. Di masa sekarang, yang berpotensi meraih sukses adalah mereka yang
memiliki keberanian, yang maju tanpa merasa takut, dan yang mengambil inisiatif
dalam mengahadapi berbagai resiko. Hanya mereka yang berani melakukan kesalahan
yang akan menyempurnakan berbagai kesempatan berharga dalam kehidupan. Hanya
mereka takut membuat kesalahan yang akan terlindas zaman, dan tujuan-tujuan
luhur mereka akan semakin menjauh dari kenyataan.
Penulis Rumi Algar
Sarjana Antropologi UNPAD
Sumber
:
http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/03/perkembangan-komunikasi-sosial-dan-verbal-dalam-masyarakat-sehari-hari-522041.html