|
Welcome to My Blog
Welcome to my Blog
Rabu, 18 Juni 2014
Prinsip Mengenal Nasabah dan Anti Pencucian Uang
Bank DKI Targetkan LABA 2014 Tembus RP 1 Triliun
Jakarta : Meski berbagai prediksi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014 hanya akan berada pada kisaran maksimal 5,5%, Bank DKI tetap mencanangkan target pertumbuhan kinerja yang optimis. Penyaluran kredit ditargetkan tumbuh 27,2% dengan memilih sektor yang tidak rentan terhadap guncangan perekonomian Indonesia seperti sektor retail.
Dana Pihak Ketiga ditargetkan tumbuh 37,5 %. “Tahun 2014, Bank DKI juga menargetkan peningkatan aset menjadi Rp 37 triliun dan pencapaian laba psikologis sebesar Rp 1 triliun” demikian disampaikan Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI di Jakarta (11/02).
Untuk mencapai target tersebut, Eko Budiwiyono menuturkan akan membuka 76 kantor dengan rincian 37 Kantor Layanan setingkat Kantor Cabang dan Capem untuk memperkuat basis operasi PT. Bank DKI di wilayah Jabotabek dan beberapa kota besar di Indonesia seperti Medan, Balikpapan, Papua dan Gresik. Selain itu juga akan dioperasionalkan 39 Gerai Usaha Mikro di berbagai wilayah Jabotabek, Surabaya, Solo, Bandung, Makasar, Palembang dan Pekanbaru.
Eko Budiwiyono menuturkan Bank DKI juga akan melakukan ekspansi kredit yang sehat melalui membidik sektor komersial baik korporasi maupun menengah sebagai engine of growth. dan sebagai engine of profitabilitynya kredit konsumer, Seperti Kredit Multi Guna. ”Kredit mikro – retail juga akan terus digalakkan dengan menawarkan produk Monas25, Monas75 dan Monas500 dan dalam skim syariah bernama Laris25, Laris75, dan Laris500.
Untuk meningkatkan pelayanan, Bank DKI juga akan menambah serta menyempurnakan fitur terhadap existing produk dan peluncuran produk ataupun aktivitas baru seperti priority banking, Tabungan bisnis dan lainnya. ”Meningkatkan fee based income terhadap pendapatan operasional melalui berbagai sumber seperti transaksi ATM, Jakcard, Cash Management, aktivitas kliring, RTGS dan KU, money changer, jasa layanan ekspor impor, fee dari kerjasama dengan perusahaan asuransi dan sebagainya” ujar Eko.
Kinerja 2013 Mengesankan, 2014 Kuatkan BPD Regional Champion
Eko Budiwiyono yang juga Ketua Umum ASBANDA juga menuturkan bahwa tahun 2014 akan menjadi tahunBank DKI menjadi Pusat Keunggulan BPD, dimana Bank DKI perlu terus memantapkan kinerjanya sebagai BPD Regional Champion.
Sebagai gambaran, kinerja Bank DKI di tahun 2013 terbilang mengesankan. Laba Bank DKI tumbuh secara signifikan, sebesar 78,37% dari Rp450 miliar di tahun 2012 menjadi Rp803 miliar di tahun 2013. Pertumbuhan total aset Bank DKI juga meningkat sebesar 16,82% dari Rp. 26,62 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp.31,09 triliun pada akhir tahun 2013. Penyaluran kredit tumbuh sebesar 35,92% dari Rp14,99 triliun ditahun 2012 menjadi Rp 20,38 triliun di tahun 2013 dengan porsi kredit untuk segmen produktif diatas 50%. Dana pihak ketiga meningkat 7,15% dari Rp20,64 triliun menjadi Rp22,12 triliun di tahun 2013 ini. “Prestasi ini mampu dicapai Bank DKI ditengah kondisi perekonomian tahun 2013 yang terbilang sulit dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 5,7% dan ditengah-tengahnya kuatnya tekanan pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang meningkat, bersamaan dengan pelemahan nilai tukar rupiah serta realisasi inflasi sebesar 8%” ujar Eko.
Selain itu Bank DKI sepanjang tahun 2013, juga mendapatkan penguatan struktur permodalan dengan adanya penambahan modal disetor dari Pemprov DKI Jakarta. Tercatat, Pemprov DKI Jakarta 2 kali melakukan penambahan modal disetor kepada Bank DKI dengan total tambahan modal sebesar Rp 800 Miliar. Bahkan tahun 2014, Pemprov DKI Jakarta juga telah menganggarkan tambahan modal disetor kepada Bank DKI sebesar Rp 1 triliun.
sumber : http://www.bankdki.co.id/investor-relations/2013-07-19-10-32-49/berita/130-bank-dki-targetkan-laba-2014-tembus-rp-1-triliun
Peringkat Bank DKI Naik Menjadi idAA-
PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) menaikkan rating peringkat Bank DKI dari id A+ menjadi id AA-. PT Pefindo juga menaikkan rating Obligasi VI tahun 2011 yang belum jatuh tempo dari id A+ menjadi id AA- dan peringkat obligasi Subordinasi II/2011 Seri A dan Seri B yang belum jatuh tempo dari id A menjadi id A+.
Peningkatan peringkat tersebut didorong oleh adanya perbaikan yang berkelanjutan dari profil permodalan dan kualitas aset Bank DKI. Prospek “stabil” ditetapkan atas peringkat Bank. Peringkat tersebut mencerminkan dukungan yang kuat dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai pemegang saham pengendali Bank berupa setoran modal sebesar Rp800 miliar di tahun 2013 dan rencana Pemprov DKI memberikan tambahan modal sebesar Rp 1 triliun di tahun 2014 serta kuatnya pasar captive Bank DKI di Provinsi DKI Jakarta serta profil likuiditas Bank DKI yang kuat. Akan tetapi, peringkat tersebut dibatasi oleh tingkat profitabilitas yang moderat dan sumber pendanaan yang relatif terkonsentrasi. Pefindo menilai Bank DKI memiliki kemampuan untuk melunasi Obligasi Subordinasi II/2011 yang akan jatuh tempo pada bulan Juni 2014 menggunakan arus kas yang dihasilkan dan aset likuidnya.
Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono menyambut positif adanya kenaikan peringkat tersebut. Dijelaskannya, dengan adanya kenaikan rating tersebut, diharapkan akan semakin menaikkan tingkat kepercayaan masyarakat, nasabah dan dunia usaha kepada Bank DKI. Eko menuturkan bahwa pesanan atas Obligasi VI dan Obligasi Subrodinasi II tahun 2011 dengan total nilai sebesar Rp750 Miliar Rupiah mengalami oversubscribed dan dana dari obligasi tersebut telah dimaksimalkan untuk penyaluran kredit. Eko juga menjelaskan bahwa Bank DKI siap melunasi kewajiban Obligasi VI/2011 Seri A senilai Rp125 yang akan jatuh tempo pada 17 Juni 2014.
Eko Budiwiyono menuturkan bahwa tahun 2013 kemarin, Bank DKI menyalurkan kredit sebesar Rp 20,02 triliun, meningkat sebesar 37,57% dari Rp14,55 triliun ditahun 2012. “Pertumbuhan penyaluran kredit ini bahkan berada diatas rata-rata industri perbankan di Indonesia ataupun jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan Bank Pembangunan Daerah” ujar Eko.
Bank DKI di tahun 2013 juga memperoleh peningkatan laba yang impresif. Per Desember 2013 Bank DKI mampu mencetak laba sebelum pajak sebesar Rp801 miliar di tahun 2013 tumbuh signifikan 77,61% dari Rp451 miliar di tahun 2012. Pertumbuhan total aset Bank DKI juga meningkat sebesar 15,51% dari Rp. 26,62 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp.30,74 triliun pada akhir tahun 2013. Di tahun 2014 Bank DKI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 27,2% dengan memilih sektor yang tidak rentan terhadap guncangan perekonomian Indonesia seperti sektor retail.
TENTANG BANK DKI :
Bank DKI yang biasa dikenal sebagai bank pembangunan daerah merupakan bank yang sahamnya 99,94% dimiliki oleh Pemprov DKI jakarta dan 0,06% dimiliki oleh PD Pasar Jaya. Bank DKI melayani berbagai jenis jasa dan layanan baik konvensional dan syariah sebagaimana perbankan lainnya, mulai dari produk dana yaitu giro, tabungan monas, tabungan simpeda, tabunganku dan deposito, juga melayani berbagai jenis kredit dan pembiayaan mulai Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, Kredit Multiguna, KPR Griya Monas, serta berbagai kredit untuk UMKM seperti KUMK Monas, Monas 25, Monas 75, Monas 500 dan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan berbagai kredit-kredit lainnya
Bank DKI yang biasa dikenal sebagai bank pembangunan daerah merupakan bank yang sahamnya 99,94% dimiliki oleh Pemprov DKI jakarta dan 0,06% dimiliki oleh PD Pasar Jaya. Bank DKI melayani berbagai jenis jasa dan layanan baik konvensional dan syariah sebagaimana perbankan lainnya, mulai dari produk dana yaitu giro, tabungan monas, tabungan simpeda, tabunganku dan deposito, juga melayani berbagai jenis kredit dan pembiayaan mulai Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, Kredit Multiguna, KPR Griya Monas, serta berbagai kredit untuk UMKM seperti KUMK Monas, Monas 25, Monas 75, Monas 500 dan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan berbagai kredit-kredit lainnya
sumber : http://www.bankdki.co.id/investor-relations/2013-07-19-10-32-49/berita/133-peringkat-bank-dki-naik-menjadi-idaa
Keuangan Inklusif
|
sumber : http://www.bi.go.id/id/perbankan/keuanganinklusif/Indonesia/Contents/Default.aspx
Prinsip Mengenal Nasabah dan Anti Pencucian Uang
|
Sistem Pembayaran di Indonesia
|
Langganan:
Postingan (Atom)