Welcome to My Blog

Welcome to my Blog

Sabtu, 27 April 2013

Perkembangan Komunikasi Sosial dan Verbal dalam Masyarakat sehari-hari


Perkembangan komunikasi secara verbal dalam kehidupan sehari-hari
“Akal orang-orang mulia terletak pada ujung-ujung penanya”.
(Ali bin Abi Thalib
Suatu hari seseorang anak muda dating kepada seorang guru yang dimuliakan dan bertanya , ‘Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan? ‘ Guru tersebut menjawab , ‘Sepuluh tahun.’ Anak muda tadi berkata tanpa berpikir , ‘Lama sekali.’Sang guru menjawab , ‘Memikirkan tentang hal tersebut, untuk kasusmu maka waktu yang mungkin dibutuhkan adalah tiga puluh tahun” (Philip Kapleau, Reader’s Digest,1983).
Tujuan yang dapat dicapai dalam waktu sepuluh tahun, tetapi Anda ingin mencapainya dalam waktu sepuluh hari. Hal ini berarti bahwa Anda ingin meraih tujuan itu dengan lompatan-lompatan yang luar biasa. Tetapi ada sebuah pepatah kuno, “Semakin terburu-terburu, maka semakin berkuranglah kecepatan.”Seorang yang melakukan perjalanan dan ingin menempuhnya secepat anak panah, tanpa membiarkan waktu berlalu, akan mendapatkan berbagai rintangan selama perjalanannya. Dia tidak akan mencapai tujuan dengan lebih cepat, namun dipastikan akan tersandung dan jatuh di tengah jalan. Kemudian dia harus mengulang kembali langkah-langkahnya dari awal, menghembuskan napas dan kemudian baru dapat memulainya kembali. Semua ini akan menyita waktu; waktu yang amat berharga, waktu yang seharusnya dihabiskan untuk perjalanan selanjutnya. Seandainya dia menempuh suatu proses yang normal, maka dia akan mencapai semua tujuannya tepat waktu.
Seperti halnya salah untuk menunda, maka begitupun terlalu tergesa-gesa mempunyai kadar kesalahan yang sama. Semua pekerjaan dapat diselesaikan berdasarkan bagian-bagiannya. Menunda pekerjaan adalah suatu kemalasan dan tidak bertanggung jawab. Tetapi melakukannya dengan tergesa-gesa tanpa perhitungan dan pertimbangan yang masak adalah suatu tanda ketidaksabaran. Dalam dunia tuhan,setiap peristiwa yang dilakukan dengan berlebihan, merupakan kegagalan.
Dua orang sahabat, Ahmad dan Iqbal, hidup di kota yang sama. Ahmad adalah seorang sarjana, sementara pendidikan iqbal tidak lebih dari sekolah menengah. Suatu hari Iqbal harus pergi ke suatu kantor untuk keperluan bisnis dengan ditemani oleh sahabatnya, Ahmad. Ketika telah melakukan transaksi bisnis, dan keduanya sedang keluar dari kantor tersebut, Ahmad berkata kepada Iqbal,”Kamu telah berbicara dengan bahasa Inggris yang amat buruk! Dengan kemampuan bahasa yang buruk seperti itu maka aku tidak akan pernah berani buka mulut!” Iqbal tidak begitu memperdulikan kritikan yang amat tajam tersebut. Dengan penuh percaya diri dia menjawab, “berbicaralah meskipun salah, kamu akan berbicara dengan benar!” kemudian dia menambahkan , “Meskipun kamu seorang sarjana dan saya belum mengeyam bangku kuliah , maka kamu tahu bahwa saya akan memulai berbicara bahasa Inggris, sementara kamu tidak akan pernah mampu melakukan hal yang sama.”
Hal tersebut adalah kejadian dua puluh tahun yang lalu. Sekarang kata-kata Iqbal telah menjadi kenyataan. Ahmad masih berada pada tingkat yang sama dengan dua puluh tahunyang lalu, tetapi Iqbal, secara mengejutkan, telah membuat suatu kemajuan yang pesat . Dia sekarang berbicara bahasa Inggris dengan fasih dan tidak ada seseorang pun yang menyatakan tata bahasa atau cara pengucapannya.
Sikap berani yang merupakan bagian dari diri Iqbal pasti telah bermanfaat besar bagi dirinya, dalam meraih karirnya; dahulu dia hanya memiliki sebuah toko kecil di kota, sedang sekarang dia telah mempunyai sebuah pabrik yang besar.
Moto:”Berbicaralah meskipun salah sehingga kamu dapat berbicara dengan benar,” jelas-jelas merupakan kunci keberhasilannya. Prinsip yang dilaksanakan oleh Iqbal ini tidak hanya telah melahirkan suatu kemampuan berbahasa, tetapi juga urusan-urusan lainnya dalam kehidupan. Di masa sekarang, yang berpotensi meraih sukses adalah mereka yang memiliki keberanian, yang maju tanpa merasa takut, dan yang mengambil inisiatif dalam mengahadapi berbagai resiko. Hanya mereka yang berani melakukan kesalahan yang akan menyempurnakan berbagai kesempatan berharga dalam kehidupan. Hanya mereka takut membuat kesalahan yang akan terlindas zaman, dan tujuan-tujuan luhur mereka akan semakin menjauh dari kenyataan.
Penulis Rumi Algar
Sarjana Antropologi UNPAD

Sumber :
http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/03/perkembangan-komunikasi-sosial-dan-verbal-dalam-masyarakat-sehari-hari-522041.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar